ANEKA FLANEL HUB: 085213358032

ANEKA FLANEL HUB: 085213358032
gantungan HP motif sandal Rp 2.000

Sample Flanel Bisa Pesan 085213358032

Sample Flanel Bisa Pesan 085213358032
BAneka Bross/Rp 2.000-5.000

sample flanel/hub:085213358032

sample flanel/hub:085213358032
aneka tempat pensil/bervariasi Rp 5.000-15.000

sample flanel/hub:085213358032

sample flanel/hub:085213358032
miniature mulai dari Rp 15.000-100.000

Sample Flanel bisa pesan hub:085213358032

Sample Flanel bisa pesan hub:085213358032
Aneka tempat Hp/bervariasi Rp 5.000-15.000

Sample Flanel /bisa pesan hub:085213358032

Sample Flanel /bisa pesan hub:085213358032
Aneka gantungan Hp/bervariasi Rp 3.000-15.000

sample flanel

sample flanel
gantungan kunci Rp 5000-10.000/bervariasi

Jumat, 13 November 2009

rendahnya kualitas tanaga pengajar di indonesia

saya mempostkan tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi mengenai pendidikan di indonesia yang lemah dan tidak produktif, terutama tenaga pengajar yang ada di indonesia.
Genap empat bulan saya menginjak dunia pendidikan di perguruan tinggi di daerah tempat tinggal saya. Sering saya melakukan eksperimen terhadap tingkat pengetahuan, wawasan dan pendidikan orang-orang indonesia lalu membandingkannya dengan pendidikan di luar negeri, ternyata kita sudah sangat jauh tertinggal. Saya sempat menyesal kenapa begitu mengenaskan sekali keadaan negeri kita tercinta dengan stok (red. keberadaan)tenaga pengajar yang kualitas drinya rendah sehingga menghasilkan SDM yang rendah pula. Mengapa saya berkata demikian, karena setelah melakukan beberapa penelitian terhadap sekumpulan mahasiswa yang berbeda jurusan dan universitas yang rata-rata berumur 17-19 tahun yang masih baru menginjak dunia kampus, saya akui saya adalah orang yang paling tertinggal diantara mereka. Padahal selama ini saya merasa maksimal dalam belajar dan usaha. Ketika saya telusri akar permasalahannya ternyata banyak tenaga pengajar yang hanya mencari gaji (red. uang)dan berebut mendapatkan posisi PNS sementara kemampuan mengajar mereka dibawah rata-rata, sehingga saya merasa kecewa dan teramat dirugikan setelah melihat kenyataan yang ada dihadapan mata. Ketika melakukan sharing dengan seorang teman diskusi mengenai sejarah peradaban islam sampai ke ilmu pengetahuan eksak, dia lebih banyak mengetahui dibanding dengan saya, dan dia pun memiliki pemahaman yang baik. Sedangkan saya merasa berada dibawahnya. Fenomena ini sangat sering terjadi di negara yang kaya akan sumber daya alam. Memang, dewasa ini kita banyak melihat pelajar indonesia sudah mulai bangkit dan menorehkan prestasinya didunia internasional yang turut mengharumkan nama bangsa, kita patut mengacungkan jempol kepda mereka, akan tetapi tidak dapat dipungkiri populasi pelajara-pelajar yang tingkat pengetahuan dan pendidikannya rendah masih sangat banyak dan mendominasi dari yang berprestasi tadi, sekurang-kurangnya, mereka dapat menyamai tingkat pendidikan diluar negeri, buktinya, pengangguran semakin menjamur, orang-orang tak punya banyak peluang untuk berinvasi dan berkreasi dengan kreativitas meeka masing-masing karena dibatai oleh ketidak tahuan dan wawsan yang tidak berkembang, cakrawala pemikiran mmerkatidak terbuka karena memang tenaga pengajar yang mengarahkan adalah tenaga pengajar yangkualitas dirinya rendah dan tidak memberikan motivasi beljar untuk menjadi sukses, tapi belajra hanya untuk menjadi PINTAR saja, akibatnya, mereka hanya tahu teori, begini dan begitu tapi tidak terfikir bagaimana menrubah peadaban manusia indonesia yang semakin hari semakin miskin saja(miskin ilmu, miskin harta, miskin, prestasi dan miskin segalanya) saya tidak mengatakan ini sebuah celaan atau kesombongan dari diri, tapi ini adalah sebuah bentuk kekecewaan dan krisis kepercayaan kepada para tenaga pengajar yang segitu0gitu saja. Harus saya akui tidak semua tenaga pengajar demikian, seratus diantara mereka adalah tebnaga pengajar sejati dan saya sangat berterimakasih kepada mereka yang memiliki jiwa pendidik yang ulus, ikhlas, profesional dan berkualitas. Namun sekalipun kekecewaan ini saya rasakan, saya tetap berterimakasih kepada mereka tenagapendidik tercinta yang menjadikan saya manusia yang bisa bersaing dengan orang-orang diluar sana. Tetap saya tegaskan kepada mereka yang hanya(asal) mendidik alias hanya menganggap pendidikan sebagai media usaha dan pekerjaan, tapi lebih dari itu. Guru adalah pejuang tanpa tanda jasa, buktikan itu jika seorang pendidik ingin mendapatkan tempat terhormat bernama sang guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan pesan ukhti dan akhi disisni
leave yuor messege...